Sabtu, 13 Agustus 2011

Teringat Ongah Ina

Semalam setelah shalat tarawih aku langsung istirahat.
Entah kenapa aku merasa capek sekali semalam tadi, padahal seharian kerjaanku hanyalah bermain PS2 dan tidur saja :p Hahaha
Akhirnya setelah aku rapikan sarung dan sajadahku, aku lalu menuju kamarku yang sejuk dan kasurku yang luar biasa empuk :-)
Setelah membentangkan badan di kasur, akupun langsung terlelap.
Zzzzzz... Zzzzzz... Zzzzzz....
Tepat pukul 11 malam aku terbangun, dan sesuai rencanaku untuk melaksanakan shalat tahajud lalu diakhiri shalat witir serta membaca Al-Qur'an.
Aku mengambil wudhu lalu melaksanakan shalat tahajud.
Setelah aku shalat tahajud, aku berdoa.
Aku berdoa tentang masa depanku, kuliahku, jodohku, kesehatan orang tuaku, rezeki orang tuaku, kelancaran kerja udaku pertama, masa depan udaku kedua, kesehatan amak dan uwa dikampung, kesehatan Odang At, sepupuku serta keponakan2ku dikampung (banyak banget yak :p) Tetapi yang membuatku langsung menangis saat aku teringat Ongah Ina.
Ongah Ina adalah kakak Papa yang selalu dekat dengan saudara2nya dan keponakan2nya.
Air mataku langsung deras jatuh mengingat sosok yang aku kagumi ini.
Beliau yang seperti orang tuaku sendiri yang menjadikan aku seperti ini selain bimbingan dari mama dan papaku.
Aku jadi teringat saat Ia berkunjung kerumah, Ia selalu membawakan kami sekeluarga makanan, mainan ataupun mengajak kami keponakannya jalan2 ke Blok A tempat kontrakannya.
Aku teringat saat beliau memandikanku saat masih kecil dan beliau selalu senang menyanyi.
Saat dikamar mandi beliau pasti bernyanyi,
"Mandi yuk Mandi
Ayo kita mandi
Mandi sendiri tidak usah ditolong Ibu"
Lagu ini selalu terngiang olehku jika teringat Ongah Ina.
Yang membuat aku sangat sedih adalah saat Ongah Ina mengucapkan Selamat Ulang Tahunku yang ke-11 yaitu pada tanggal 8 Agustus 2002 tetapi keesokan harinya Ongah Ina jatuh sakit.
Lusanya beliau langsung koma, menurut dokter penyakit Ongah Ina udah komplikasi.
Sudah sangat sulit untuk menolongnya T_T
Tetapi Ongah Ina berusaha kuat melawan takdir ini sampai pada tanggal 16 Agustus 2002 saat Ongah Ina menghembuskan nafas terakhir di RS Bukittinggi.
Saat itu, papa menelpon rumah dan aku mengangkat telepon itu.
Saat aku dengar papa berkata, "Diki, Ongah Ina meninggal ki"
Aku langsung kaget dan spontan mengucapkan "Innalillahi wa inna illaihi roji'un"
Air mataku langsung turun dan aku langsung kekamar dan menjatuhkan diri kelantai.
Aku guling-gulingan tak percaya Ongah Ina meninggal.
Aku menangis terus sampai aku didiamkan sama mama.
"Ya Allah semoga beliau selalu ada didekat-Mu
Tempatkan beliau di Surga-Mu yang paling indah
Ampuni segala dosa yang Ia lakukan didunia
Berikan tempat yang terbaik buat Ongah Inaku ini di Surga-Mu
Semoga aku bisa bertemu dengan beliau di Surga-Mu itu Ya Allah
Amin :)"
Ongah Ina...
Diki selalu ingat Ongah Ina,
Diki selalu ingat kebaikan Ongah
Diki selalu ingat pesan Ongah
Diki selalu ingat Ongah marah ke Diki karena berantem sama Uda Yendri
Diki selalu ingat jasa2 Ongah ke kita keponakan Ongah yang paling Ongah sayangi
Diki benar-benar kangen Ongah Ina
Diki sebenarnya ingin Ongah ada diwisuda Diki nanti, dipernikahan Diki, dan menggendong anak Diki nanti.
Ya Allah sepertinya ini hanya kenangan yang tak berujung.
Ya Allah, aku berharap Ia tenang di Alam Baka sana...
Amin,,,
See You Ongah Ina
Diki miss you Ngah :D
Setelah aku puas berlinang air mata saat mengenang Ongah Ina aku pun ke kamar mandi untuk mencuci muka dan melanjutkan shalat witir.
Setelah selesai shalat witir aku tadarus.
Sepertinya malam tadi sangat lengkap ibadahku, Alhamdullillah :-)
Semoga aku bisa konsisten ibadah pada-Mu Ya Allah agar doaku diijabah oleh-Mu.
Amin Ya Allah :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar